WHAT'S NEW?
Loading...

Hari Ini Begitu Cerah


Pertama kali aku melihatmu, tidak ada satupun yang spesial hari itu.
Aku, kamu, layaknya seseorang yang baru bertemu pertama kali lainnya. Tidak ada sapa, hanya saling mengenal muka. Kita, mereka, kami semua sama. Tidak ada yang khusus.
Namun, jam sudah berganti hari, hari berganti minggu, minggu berganti bulan, aku merasakan tanda-tanda yang tak biasa. Tanda yang bahkan sudah lama sekali tidak pernah aku rasakan. Aneh sekali rasanya.

Setiap pandanganku menyorot matamu, tidak lama kamu membalikan pandanganku dengan cepat. Mata kita bertemu. Secepat kilat kubuang pandanganku jauh. Aku tidak mau ketahuan. Jantungku berpacu begitu cepat, keringatku mengalir deras, omonganku terbatah-batah. Aku tak tahu apa maksudnya. Aku tak tahu apa yang menjadi penyebabnya.

Mungkinkah ini tanda kumencintainya? Tidak, hatiku sudah terlalu beku jika soal cinta.

Sebab, tak kurang dari satu tahun aku belum pernah lagi merasakannya. Aku sudah lupa, apa penyebab hal ini terjadi. Bahkan, aku sudah lupa siapa yang terakhir kali bisa membuatku begini. Luka terakhir masih terlalu basah untuk disentuh. Rasa sakit yang tak kunjung sembuh. Hal ini terus-menerus terjadi, lagi dan lagi, setiap hari, setiap waktu.

Kadang, berada dekat denganmu justru membuatku sangat risih, aku tidak bisa leluasa untuk beraktifitas. Aku merasa dibatasi. Aku merasa sedang dikurung di dalam suatu sel untuk penjahat paling berbahaya di dunia. Ada kamera di setiap sudut, yang mengawasiku di mana-mana. Tapi sebaliknya, aku bisa lebih nyaman ketika kita berjauhan, sambil menatap dirimu dalam-dalam. Menatapmu dalam diam. Diriku menjadi damai, aku merasa diriku adalah orang paling bahagia seumur hidupnya. Orang yang belum pernah merasa susah di hidupnya. Tidak kusangka, ternyata surga bisa aku ciptakan sendiri. Semudah ini. Semua pikiran stress terbang entah kemana, walaupun semua itu hanya sementara.

“Betapa indahnya makhluk yang satu ini?” ucapku dengan senyum.

Hati memang susah untuk dibohongi. Aku tak tahan lagi. Mungkin ini, mungkin ini, memang cinta.
Jika mencintaimu adalah hujan, isi dunia ini pasti tinggallah lautan.
Jika memikirkanmu adalah badai, aku tak yakin jika masih ada orang yang tersisa di dunia.
Mencintaimu, lebih dalam dari lautan paling dalam. Lebih tinggi dari bintang paling jauh.
Namun, sangat-amat kusayangkan,

Tidak ada hujan hari ini, tidak badai hari ini. Hari ini begitu terang. Hari ini begitu cerah.

2 comments: Leave Your Comments

  1. Beda ya, kalau yang lagi jatuh cinta mah. udah jelas ujan badai, tapi tetep bisa bilang lagi cerah. wqwq

    ReplyDelete
  2. hujan badai, tapi tidak hari ini. tapi, siapa yang tahu apa yang akan terjadi esok hari? haha

    ReplyDelete