Aku, kamu, layaknya seseorang yang baru bertemu pertama kali
lainnya. Tidak ada sapa, hanya saling mengenal muka. Kita, mereka, kami semua
sama. Tidak ada yang khusus.
Namun, jam sudah berganti hari, hari berganti minggu, minggu
berganti bulan, aku merasakan tanda-tanda yang tak biasa. Tanda yang bahkan sudah
lama sekali tidak pernah aku rasakan. Aneh sekali rasanya.
Setiap pandanganku menyorot matamu, tidak lama kamu membalikan
pandanganku dengan cepat. Mata kita bertemu. Secepat kilat kubuang pandanganku jauh.
Aku tidak mau ketahuan. Jantungku berpacu begitu cepat, keringatku mengalir
deras, omonganku terbatah-batah. Aku tak tahu apa maksudnya. Aku tak tahu apa
yang menjadi penyebabnya.
Mungkinkah ini tanda kumencintainya? Tidak, hatiku sudah
terlalu beku jika soal cinta.
Sebab, tak kurang dari satu tahun aku belum pernah lagi
merasakannya. Aku sudah lupa, apa penyebab hal ini terjadi. Bahkan, aku sudah
lupa siapa yang terakhir kali bisa membuatku begini. Luka terakhir masih
terlalu basah untuk disentuh. Rasa sakit yang tak kunjung sembuh. Hal ini
terus-menerus terjadi, lagi dan lagi, setiap hari, setiap waktu.
Kadang, berada dekat denganmu justru membuatku sangat risih,
aku tidak bisa leluasa untuk beraktifitas. Aku merasa dibatasi. Aku merasa
sedang dikurung di dalam suatu sel untuk penjahat paling berbahaya di dunia. Ada
kamera di setiap sudut, yang mengawasiku di mana-mana. Tapi sebaliknya, aku
bisa lebih nyaman ketika kita berjauhan, sambil menatap dirimu dalam-dalam. Menatapmu
dalam diam. Diriku menjadi damai, aku merasa diriku adalah orang paling bahagia
seumur hidupnya. Orang yang belum pernah merasa susah di hidupnya. Tidak kusangka,
ternyata surga bisa aku ciptakan sendiri. Semudah ini. Semua pikiran stress
terbang entah kemana, walaupun semua itu hanya sementara.
“Betapa indahnya makhluk yang satu ini?” ucapku dengan
senyum.
Hati memang susah untuk dibohongi. Aku tak tahan lagi.
Mungkin ini, mungkin ini, memang cinta.
Jika mencintaimu adalah hujan, isi dunia ini pasti tinggallah
lautan.
Jika memikirkanmu adalah badai, aku tak yakin jika masih ada
orang yang tersisa di dunia.
Mencintaimu, lebih dalam dari lautan paling dalam. Lebih
tinggi dari bintang paling jauh.
Namun, sangat-amat kusayangkan,
Tidak ada hujan hari ini, tidak badai hari ini. Hari ini
begitu terang. Hari ini begitu cerah.
Beda ya, kalau yang lagi jatuh cinta mah. udah jelas ujan badai, tapi tetep bisa bilang lagi cerah. wqwq
ReplyDeletehujan badai, tapi tidak hari ini. tapi, siapa yang tahu apa yang akan terjadi esok hari? haha
ReplyDelete