WHAT'S NEW?
Loading...

Hal-hal Yang Paling Enggak Disukai Cewek Dari Cowok

Setiap manusia pasti punya karakter dan sifat yang berbeda-beda. Tapi pasti ada aja satu-dua hal yang sama di semuanya. Kayak cewek, dari pengalaman gue, gue selalu ketemu sama cewek-cewek yang punya sifat yang sama dalam beberapa hal. Yang mungkin juga, semua cewek di dunia ini memliki hal yang sama. Gue udah menganalisa tentang perilaku cowok yang sangat gak disukai sama cewek, dan ini dia hal-hal itu:

1. Dicuekin
Entah kenapa, cewek merasa sentimen banget kalau habis dicuekin. Apalagi kalau sama cowok yang dia suka. Kalau habis dicuekin, dia bakalan galau seharian, atau kalau enggak dia bakalan update status yang menyindir si cowok tersebut. Atau yang lebih berani, dia yang bakalan ngechat si cowok tersebut buat menanyakan kenapa dia habis dicuekin tadi. Gue pernah, niatnya untuk buka facebook doang iseng-iseng untuk ngecek pemberitahuan dan habis itu gue tutup lagi, tapi setelah selesai dan keluar dari facebook, sekitar 10 menit kemudian gue buka lagi, dan gue diomelin, katanya sombong banget nggak ngechat, berasa dicuekin, padahal dia udah nungguin dari tadi. Lah, orang gue juga buka cuma sekilas doang. Lagian kalau emang pengen chattingan, kenapa nggak ceweknya yang duluan? Gengsi? huh.
Cowok kalau cuek itu ada beberapa alasan, jadi nggak bisa disemuaratakan dan menjudge kalau emang dia itu orangnya cuek apalagi sombong. Alasan-alasan kenapa cowok itu bisa cuek menurut gue itu ada beberapa penyebab:

A) Emang Karakternya Begitu
kalau ini kayaknya udah nggak bisa diapa-apain, orang yang cenderung cuek begini biasanya dia lebih suka menghabiskan waktunya sendiri dibanding main dengan teman-temannya, lebih ke introvert gitu. Contohnya dia kayak lebih sering menghabiskan waktunya dengan hobi-hobinya yang menyendiri, seperti dengerin musik, baca buku, atau main game seharian. Contoh: Kayak Rangga (Nicholas Saputra) di film AADC. Dia sangat suka puisi, dan membaca buku adalah hobinya, orangnya pun cuek. Sampai akhirnya bertemu dengan Cinta (Dian Sastro) yang orangnya sangat aktif, yang mana berbanding terbalik dengan Rangga. Cinta kalau bertemu sama Rangga selalu kesal karena dicuekin, padahal Rangga orangnya nggak bermaksud untuk cuek, tapi memang begitulah sifat dia. Tapi karena mereka memiliki hobi yang sama, sama-sama suka puisi dan membaca buku, akhirnya mereka bisa bersatu. Emang ya, kalau pacaran sama yang punya hobi sama itu bisa lebih nyambung apa-apanya. Tentang apa yang diobrolinnya, bahkan tempat yang dijadikannya melampiaskan hobi pun bakalan terasa sangat romantis. Kalau keduanya hobi nonton film, maka biokop itu tempat paling cocok buat mereka, kalau sama-sama hobi baca, toko buku yang sunyi pun bisa jadi kayak tempat ngedate yang asik.

B) Lagi Kebelet
Yang ini juga cukup masuk akal sih, masa iya orang lagi kebelet terus ketemu sama orang yang dia kenal lalu senyum-senyum basa basi begitu? yang ada malah keburu bocor penampungannya, terus kemana-mana deh. Pasti dia bakalan buru-buru ke toilet sampai dia tidak memperhatikan orang-orang yang ada di sekitarnya. Dan di saat itu pula, si cewek langsung ngecap kalau si cowok tersebut jutek dan sombong.

C) Dia Suka Sama Kamu
Jangankan untuk menyapa, pas papasan dan melihat secara dekat pun, kaki udah gemeteran. Jantung langsung pengen mencuat rasanya. Si cewek yang kalau dicuekin ada perasaan marah, besar kemungkinan punya rasa sama si cowok tersebut. Sedangkan si cowok, bukannya pengen cuek, tapi ya emang nggak berani aja nyapanya. Gak tau apa yang harus dilakuin. Saking nervous-nya. Tapi emang enggak enak sih, papasan sama orang yang disuka, lagi enak-enak jalan, terus tiba-tiba papasan gitu. Mendadak bisa jadi salah tingkah sendiri. Apalagi kalau papasan pas di jalan sempit. 
Kalau gue sih, kalau papasan gitu, gue bakal liat ke arah matanya dulu, kalau dia melihat ke gue juga, ya gue sapa, gue kasih senyum, tapi kalau enggak melihat gue, ya udah gak usah sapa-sapaan. Susah amat. Haha.



2. Dibentak
Ini udah pasti, gak bakalan ada cewek yang suka dibentak-bentak. Cewek kalau udah dibentak, biasanya bakalan melakukan dua kemungkinan setelahnya, yaitu;
1) Balik ngebentak dengan nada yang lebih keras, atau
2) Menangis.
Pas zaman-zaman SMA, gue pernah punya pacar, kami sering banget berantem, terutama via handphone. Dia orangnya cemburuan banget, makanya dikit-dikit suka ngambek. Sampai suatu titik, gue udah cukup jenuh, dan dengan segala kekhilafan, gue ngebentak dia via SMS. Dengan cara, gue menaruh tanda “!” sebanyak-banyaknya di setiap kalimat yang gue tulis, dan kadang juga pakai huruf kapital semua. Enggak lama, gue tersadar dan gue menelpon dia, ternyata dia lagi menangis gara-gara merasa gue bentak. Akhirnya gue minta maaf karena kekhilafan gue tadi, dan karena kejadian itu, gue masih cukup menyesalinya sampai sekarang, karena gue pikir “Nggak seharusnya gue itu ngebentak cewek. Cewek kalau ngambek, seharusnya dibaik-baikin, bukannya malah diambekin balik.”

3.  Dikasarin
Untuk yang ini, alhamdulillah gue belum pernah dan jangan sampai punya pengalaman tentang ini. karena semaco apapun cowok, sekuat apapun dia, kalau dia pernah menyakiti perempuan, dia nggak lebih dari seorang cewek yang kebetulan berparas cowok. Separah apapun dia, bagaimanapun dia, kekerasan adalah hal yang sangat dilarang untuk dilakukan, baik cowok ke cewek maupun cewek ke cowok. Kekerasan adalah hal yang dilarang, apapun alasannya.



4. Dibilang Gendutan

Entah kenapa banyak cewek yang nggak suka dibilang gendutan, padahal gendutnya dia itu belum ada apa-apanya. Sebenarnya, jadi cewek gendut itu nggak jelek juga kok. Malah kadang ngelihatnya senang gitu rada bulat-bulat. Haha. Tapi, dasar udah tau si cewek bakalan ngomel gara-gara dibilang gendutan, eh malah dilakuin juga. Emang dasar ya, semua cowok itu sama aja!


Udah lah, dari gue mungkin segitu aja, kalau dari yang cewek mungkin ada yang mau nambahin?

Tipe-Tipe Orang Dalam Bertugas Kelompok

Tugas adalah mahasiswa, begitupun sebaliknya. Mahasiswa tanpa tugas itu ibarat bubur ayam tanpa ayam, sayur tanpa garam, dan aku tanpamu. Ada yang kurang. Tugas itu sudah menjadi kewajiban bagi setiap mahasiswa, bahkan menurut Steven Ignatius Brontosaurus (1907) pernah bilang bahwa “Kalau gak mau dapat tugas, ya nggak usah kuliah!” gitu katanya, walaupun gue gak tau siapa itu Steven Ignatius Brontosaurus.
Gue suka bingung kalau ada kutipan-kutipan tentang sesuatu begitu, terus di belakangnya dipakai embel-embel: Menurut si A pada tahun sekian sekian.
Ok, gue setuju sama pernyataan dia. Tapi, emang dia itu siapa? Terus kok bisa tau sih kalau dia ngomong begitu? Jangan-jangan dia itu ngomongnya pas lagi mabuk, terus ada orang lain yang nggak sengaja mendengarnya, lalu dia mengutipnya diam-diam. Kan gak ada yang tahu. Entahlah. Seharusnya sebelum mengutip hal-hal seperti itu, dikasih tau dulu siapa dia, apa profesinya. Biar lebih paham. Dan kita yang membaca, bisa lebih mempercayai quote-quote-nya dia.

Balik lagi ke masalah tugas, tugas itu udah akrab banget sama mahasiswa, bahkan dari dia masih duduk di bangku SD. Nah, di dalam tugas itu kadang ada yang namanya tugas kelompok, yang dalam artian berarti mengerjakan tugasnya itu harus berkelompok (bareng-bareng). Tapi ada aja yang beda-beda, nah ini dia hasil analisis (baca: kesotoyan) gue terhadap tipe-tipe orang dalam tugas kelompok:

1. Si Pintar
Si pintar ini biasanya yang paling diandalkan dalam kelompok tersebut, biasanya dia juga yang jadi ketua di kelompok tersebut. Yang lain hanya akan mengikuti apa kata si ketua, mau dibagaimanakan tugasnya karena yang lain nggak pada mengerti, dengan kata lain dia adalah sosok paling penting di kelompok tersebut.
Contoh kasus: Gue pernah ditunjuk di kelompok gue sebagai ketua (gue nggak ngomong kalau gue pinter ya), karena yang lain pada nggak bisa mengerjakannya dengan alasan yang berbeda-beda. Akhirnya dengan kemalasan gue—karena yang gue pikir, yang penting jadi tugasnya—gue yang membuat 100% dari tugas tersebut. Iya, 100%. Mulai dari cover sampai bab penutup di makalah. Gue semua yang mengatur. Yang lain tinggal presentasi aja dengan makalah yang udah gue buat. Tapi yang kampretnya adalah, waktu bagian kelompok kami yang presentasi, waktunya pada berbeda-beda, semua anggota kelompok gue pada malam, sedangkan gue pagi sendirian. Udah mah gue yang bikin makalahnya sendiri, pas presentasinya sendiri juga. Untung yang nyimak presentasinya bukan gue doang sendiri.

2. Si Penyedia Tempat
Si penyedia tempat ini biasanya orang yang paling bagus rumahnya, atau yang rumahnya paling layak untuk diacak-acak dan berisikin ramai-ramai. Orang ini biasanya fifty fifty, dibilang ngerti enggak, nggak ngerti juga cukup mengerti. Dengan cara menyediakan tempat buat ngerjain tugas kelompok begini, walaupun dia enggak bisa, tapi dia udah pakai cara yang berkualitas untuk mengikutkan namanya dalam kelompok.

3. Si Yang Penting Datang
Yang ini biasanya kalau yang lain pada lagi ngerjain tugas, dia malah di luar rumah itu sambil mainin hp atau sibuk dengan urusannya sendiri, nggak ada inisiatif untuk ikut nimbrung sama kelompok, karena emang dia nggak ngerti sama tugasnya. “Ya udah,” mungkin pikir dia, “daripada gue di dalam malah ngeribetin, mending di luar aja. Yang penting gue udah datang, dan nama gue ditulis di kelompok ini.”

4. Si Tukang Print dan Jilid
Ini yang paling ngeselin sih, dia ngakunya sibuk terus, selalu gak bisa ikut ngerjain tugas bareng-bareng. Dan setiap ketemu selalu nanya dengan gampangnya, “Tugas udah belum? Kalau udah kirim ke gue aja, nanti biar gue yang ngeprint-in sama ngejilid.” Pengen rasanya gue jawab, “Ok. Elu yang ngeprint sama ngejilid, tugas gue nanti biar gue aja yang bagian beliin aqua setiap ketemuan.”
Enak beud dah ngomongnya.

5. Si Sibuk
Kalau yang si tukang ngeprint dan jilid mungkin masih mending, dia punya kemauan untuk bekerja walaupun tugasnya sangat gampang. Untuk yang ini, dia gak kerja sama sekali, tapi namanya mau ditulis di dalam tugas kelompok. Orangnya nggak pernah datang kalau ngerjain, untuk ngebantu ketikin tugas selembar-selembar pun enggak. Tapi pas waktunya presentasi dia hadir. Mau nggak mau, kita sebagai kelompoknya pasti ya bakalan ditulis namanya.

Kalau gue sih orangnya nggak muluk-muluk, kalau satu kelompok sama gue, walaupun dia cuma beli aqua sebiji pun bakalan gue tulis namanya, dengan alasan yang masuk akal juga. Karena gue sendiri pun orangnya bisa sangat-sangat sibuk, bisa juga sangat sangat santai. Makanya gue ngertiin. Tapi sesibuk-sibuknya gue, gue masih bisa untuk mengerjakan sesuatu walaupun cuma sedikit, itulah yang juga gue harapin dari anggota-anggota di kelompok gue. Seenggaknya berusahalah, walaupun sedikit. Sekecil apapun usahanya, pasti bakalan diapresiasi sama anggota kelompok yang lain. Tapi sebagai orang yang pengertian, kadang gue juga suka nulis aja sih semua nama anggotanya, karena kadang kasihan juga. Haha.


Udahlah, mungkin itu aja tipe-tipe orang dalam bertugas kelompok, yang gue alami dan amati sih hanya segitu, mungkin ada yang lain?

Salah Satu Akibat Kurang Amal

Hp adalah kebutuhan primer bagi hampir semua orang di zaman serba canggih saat ini, dan gak terbantahkan, gue rasa gue pun masuk di kategori “orang zaman sekarang tersebut”. Itu lah yang baru gue sadari ketika handphone gue tersayang rusak bagian layarnya, kalau dilihat dari luar sih nggak ada yang pecah, tapi pas handphone-nya dinyalain baru kelihatan ada yang retak, mungkin yang rusak adalah layar bagian dalamnya.

Yang rusak hp, tapi yang patah hati..

Setiap lagi nongkrong sama teman-teman, seseru apapun, pasti bakalan ada masanya hening beberapa saat dan pada main hp sendiri-sendiri karena kehabisa topik untuk diobrolin, dan di saat itu juga saat yang gak enak buat gue yang nggak ada hp. Kalau yang lain kehabisan topik pada mainin hp, gue mainin ubun-ubun teman gue.

Semua ini terjadi karena emang gue akuin keteledoran gue, gue kalau berangkat ngampus pasti selalu mepet-mepet sama jam masuk. Masuk jam setengah tujuh malam, tapi gue baru mandi 6 sore, baru makan jam 6 lewat 10 dan berangkat dengan sangat terburu-buru jam 6 lewat 15. Padahal jarak kamu sekitar7-8 Km. Begitu terus. Emang dasarnya agak pemalas kali ye. Pas kemarin, gue parkir di gedung kampus, yang padahal emang udah lumayan penuh, tapi daripada gue parkir di sekitar rumah warga yang mana gue harus bayar, kalau hujan bakal kehujanan, gue mendingan memilih parkir motor di kampus. Lumayan 2 ribu buat nabung sedikit-sedikit beli rumah. Pas sampai parkiran, gue memarkirkan motor gue di lantai 2, dan masih ada satu celah buat satu motor tapi sempit banget. Mau nggak mau gue masukin motor di situ dengan cara menggeser-geser motor gue dengan manual. Karena jalannya sempit, ada seorang dosen cewek dan seorang mahasiswa yang nggak bisa lewat gara-gara jalannya ketutupan sama gue. Merasa nggak enak, akhirnya gue kayak dibikin kuat seketika, gue geser-geser motornya sekuat tenaga, dan terburu-buru. Rada panik juga. Setelah motor udah berhasil dimasukkin, gue berjalan ke arah tangga sambil mengecek hp gue yang ada di kantung celana sebelah kanan levis gue, untuk melihat jadwal di kelas mana gue akan masuk. Emang dasar niat nggak niat berangkatnya ya, bahkan kelas mananya pun gue nggak tau. Untung aja gue enggak pernah salah jadwal hari masuk. Gue ambil hp gue dari saku celana, body-nya sih gak ada yang berbeda, tapi begitu gue nyalain hp-nya, layarnya udah baret pecah. Seketika gue kaget, langsung panik dan otomatis gue matiin hp gue dengan cara cabut baterai, dengan harapan, begitu hidup kembali, hp gue kembali seperti semula. Yang ternyata sama sekali enggak ada yang berubah, semuanya tetap sama. Layarnya pecah gara-gara tadi kejepit pas gue mindahin motor, yang gue taruh di saku celana.

Kalau udah begini, ngestalk doi pun nggak bakal bisa..
 Masalah pun berlanjut, udah hp rusak, hati patah, ditambah lagi gue enggak tau kelas mana yang bakal gue masukin, padahal gue udah terlambat 5 menit yang gue lihat dari jam tangan gue. Karena gue nggak kepengen dikira orang yang lagi minta sumbangan gara-gara salah masuk kelas, akhirnya gue nyari-nyari temen yang sekelas sama gue dan juga lagi terlambat. Gue ketemu temen sekelas, dengan muka gue yang panik, sedih, sekaligus capek yang udah gak ketahuan lagi bentuknya gimana, gue tanya ke teman gue itu, “Nanti kelasnya di mana?” kata gue, “Ruang K” jawabnya.  Tanpa bilang makasih dulu, gue langsung ngibrit ke ruang K. Pas di kelas pun gue nggak konsen mikirin apa yang diterangin, galau mikirin hp gue, ditambah matkul-nya yang sama sekali nggak gue ngerti, yaitu akuntansi. Entah kenapa ini matkul yang nggak bisa gue ngerti dari semester 1, kalau misalkan gara-gara hitung-hitungan, tapi gue ngerti sama Kalkulus yang padahal lebih rumit hitung-hitungannya. Kalau bukan karena pelajarannya apa jangan-jangan karena… dosennya? Entahlah. Kalau gue sih, lebih milih matkul Kalkulus sekalian daripada Akuntansi, kita nggak perlu mikirin ini ditambah atau dikurang, di debit atau di kredit, karena dari soalnya pun udah jelas harus dibagaimanakan soal itu nantinya. Tapi, itu sejauh pengamatan gue sejauh ini sih, karena kata teman gue yang udah ketemu kalkulus duluan, Kalkulus itu super duper ngebingungin dengan angka-angkanya. Mungkin yang sekarang belum seberapa.

Di kelas, gue curhat kalau hp gue baru aja rusak ke teman-teman sekitar gue. Tapi mereka malah pada ketawa. Kampret emang. Jangankan mereka, pas pulang ke rumah pun, gue langsung curhat ke nyokap gue yang lagi nonton tv “Mah, hp irpan layarnya rusak.” Sambil gue nunjukin layar hp-nya.

“Kok bisa?”

“Iya, tadi kegencet sama motor,” Kata gue meminta iba, lalu memasang muka melas “Bakalan mahal ini nanti service-nya.”

“Kamu kurang amal sih!”

“Mah, ini lagi sedih loh, masih aja diledek.”

Memang benar, yang paling mengerti bagaimana diri kita adalah diri kita sendiri, jadi kalau ada masalah mending dicurhatin sama yang di atas ajalah, gak bakalan diledek.

Setelah itu, gue langsung ke kamar, dan merenungkan kejadian ini, langsung berkhayal “andai aja mesin waktu itu beneran ada…”. Lalu terpikir lagi sama kata-kata nyokap yang tadi “Kurang amal”, seketika gue keingat pas gue di kampus tadi, gue lebih memilih memaksa motor masuk ke parkiran yang udah penuh daripada gue parkir motor di luar dan bayar, mungkin emang iya, gue kurang amal. Gara-gara nyelametin duit 2 ribu, gue bakal kehilangan ratusan ribu buat biaya service layarnya. Maafkan ya tukang parkir, aku pelit… bisa nggak gue bayar aja 2 ribunya dan hp gue kembali seperti semula? :(