WHAT'S NEW?
Loading...

PENDAPAT GUE TENTANG BETRAND PETO


Jadi menurut gue, Betrand itu....
Gak jadi deh, takut tercyduk.. Hehe













Aku cinta geprek bensu. Aku selalu sarapan geprek bensu setiap hari.
Aku selalu nonton brownies Trans TV, aku ga pernah ketinggalan sekalipun episode-nya. Aku selalu nonton sebelum tidur.
Aku selalu menonton youtube Onsu Family, sekali aja aku melewatkan episodenya, pasti aku langsung kepikiran dan gak akan bisa tidur.

Menabung Untuk Rumah Atau Menikah


Beberapa hari yang lalu, gue ngeliat sebuah artikel yang cukup mewakilkan keresahan gue sekarang dan juga mungkin itu juga keresahan remaja zaman sekarang. Artikek tersebut adalah tentang sebagai milenial, lebih memilih untuk menabung dulu untuk mapan atau menikah terlebih dahulu.

Sumber: Kumparan.com

                Hal itu juga sering gue tanyakan ke temen-temen gue. Jawaban mereka itu lumayan beragam, tapi sebagian besar untuk cewek dan cowok punya jawaban yang berbeda. Kebanyakan yang cowok itu lebih memilih untuk menabung dulu dengan alasan mereka takut kalau kelak jika ia menikah sekarang, istrinya akan mengalami kesusahan yang ia alami, dan cowok tidak mau begitu. Lagian umur masih muda, masih ingin lebih bebas tanpa harus sudah memikirkan hal-hal tentang layaknya sebagaimana seorang suami berpikir dan beraktivitas. Sedangkan untuk cewek, beberapa teman gue yang perempuan malah ingin cepat-cepat dinikahi. Bahkan, ada teman gue yang sudah punya pacar sekarang, tapi jika ada cowok lain yang menurut dia dan keluarganya baik, dia akan memerimanya. Gue yang cukup kaget mendengarnya, mempertanyakannya.
                “Kenapa? Kok gitu? Kasian pacarnya, dia yang udah lama-lama pacarin lu dari 0, eh giliran ada yang lebih cepat malah diterima”
                Jawabannya cukup membingungkan, katanya “Iya kalau ada yang pasti kenapa masih nungguin yang gak pasti (pacarnya tersebut)”. Berarti yang gue simpulkan, dia itu akan menikahi siapa yang cepat, bukan siapa yang terbaik. Intinya cepat-cepatan bukan siap-siapan. Lalu gue tanya, apakah dia sudah disuruh cepat-cepat sama orangtuanya atau bagaimana, pertanyaan lainnya pun bermunculan.
                “Ngga sih, orang tua mah ngga nyuruh, tapi pengen aja gitu ngeliat orang tua bahagia anaknya sudah menikah. Namanya juga anak perempuannya.”
                “Berarti nanti cepat-cepatan siapa yang melamar dong, kalau misalkan nanti yang melamar itu orang berandalan yang berdandan seperti preman yang pakai anting dan tatoan di muka gimana?” tanya gue lagi.
                “Ya ngga yang begitu juga, yang sekiranya baik dan melamar. Jadi masih disaring lagi juga”             
               “Oh kirain semuanya bakalan diterima, walaupun kayak gimana juga latar belakang, penampilan dan lainnya..” gue pun ketawa.
                Masalah lain yang sering dihadapi sama milenials (yang mungkin teman gue di atas juga mengalami) adalah pacaran dengan orang yang sepantaran. Oke, memang pacaran dengan orang yang sepantaran banyak yang berhasil. Tapi resiko dari berpacaran dengan orang yang sepantaran adalah ketika kita baru sama-sama lulus, si cowok akan merasa baru akan memulai petualangannya untuk mencari pekerjaan yang lebih baik setelah mendapatkan gelar, sedangkan si perempuan akan merasa sudah tua di saat dia sudah punya gelas dan di umurnya yang sekarang belum juga menikah.
                Keinginan untuk segera menikah juga biasanya tergantung ketika sedang dengan siapa dia bermain. Jika dia sedang bermain dengan teman sekolahnya dulu yang sekelas, yang saat sekolah dulu sering main bareng lalu temannya tersebut sudah menikah, ia akan merasa ‘kalah’ karena belum juga menikah, padahal dulu sama-sama teman bermain. Ia merasa tidak laku, serasa sehabis dari bermain setelah ini ia ingin langsung dilamar. Berbeda dengan saat ia bermain dengan teman kerja, ataupun teman kuliahnya yang belum menikah, keinginan tersebut tidak semenggebu ketika ia bermain dengan teman sekolahnya yang sudah menikah tadi.
                Padahal menikah bukan ajang balap-balapan, bukan ajang cepat-cepatan. Tapi ajang siap-siapan. Ketika si cowok dan si cewek sudah merasa sama-sama siap, barulah putuskan untuk menikah. Gue pernah baca, ada orang yang bilang “Jangan menikah dulu, jika urusan sendiri juga belum selesai.” Gue juga cukup setuju dengan ini, kalau urusan kita aja belum kita selesaikan, gimana kita mau menikahi anak orang yang mana akan menambah urusan-urusan kita lainnya?
                Ada banyak orang yang menikah muda walaupun belum punya cukup materi, karena percaya kalau menikah akan menambah rezeki. Dan setelah menikah, mereka juga terbukti rezekinya pun bertambah dari sebelum menikah. Namun, ada juga setelah menikah yang menambah bukan rezekinya, tapi malah jumlah hutangnya. Hehe. Makanya, menikah emang perlu persiapan yang mateng banget ya.
                Udah dulu dah, gue udah ngomonin nikah-nikah aja, sedangkan skripsi gue aja belum dikerja-kerjain. Bye.